Minggu, 12 Juni 2016

MALNUTRITISI


Ditulis oleh Nurzhafarina Sajidah (203135172792032) NFT – A

Menurut Sri (2010), malnutrisi adalah keadaan kurang atau kelebihan gizi baik secara relative maupun absolut, atau ketidakseimbangan gizi yang diterima. Malnutrisi terbagi menjadi dua yaitu undernutrition (kekurangan gizi) dan overnutrition (kelebihan gizi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan gizi zat essensial (www.susukolostrum.com). Malnutrition karena undernutrition (kekurangan gizi) disebut dengan gizi buruk. Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengonsumsi makanan yang bergizi dan menderita sakit dalam waktu yang lama. Jenis gizi buruk ada tiga, yaitu kwarshiorkor, marasmus, dan marasmus-kwarshiorkor. Kwashiorkor merupakan jenis gizi buruk karena kekurangan protein sedangkan marasmus kekurangan karbohidrat. Sedangkan marasmus-kwashiokor terjadi karena kekurangan protein dan karbohidrat. Gizi buruk biasanya terjadi pada anak usia di bawah lima tahun (litbang.patikab.go.id, 2012). Anak usia di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang banyak menderita gizi buruk. Banyak faktor yang menyebabkan seorang anak kurang gizi, yaitu mulai dari kurang asupan gizi, penyakit infeksi, pengasuhan kurang memadai, kurang tersedia pangan di tingkat rumah tangga hygiene sanitasi, kurang pengetahuan hingga faktor kemiskinan dan masalah sosial politik (Amelia, 2011).
Untuk menilai status kecukupan gizi pada balita, kita dapat menggunakan beberapa indikator yaitu klasifikasi status gizi berdasarkan indikator berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan gabungan indikator TB/U dan BB/TB (Riskesdas, 2010). Standar baku yang menjadi acuan adalah standar baku World Health Organization-National Centre for Health Statistic (WHO-NCHS). Jadi, untuk menghitung status gizi balita diperlukan tabel baku rujukan WHO-NCHS (litbang.patikab.go.id, 2012).


Untuk menghitung status gizi berdasarkan Z-Skor sebagai berikut
 
Untuk menilai status gizi anak 6-18 tahun menggunakan indikator TB/U dan IMT/U, sedangkan untuk orang dewasa yaitu >18 tahun hanya menggunakan indikator IMT (indeks massa tubuh) (Riskesdas, 2010).

Berikut merupakan tabel perbandingan prevalensi gizi buruk di atas nasional data Riskesdas 2007 dan 2010 (Amelia, 2011).
 
Berdasarkan tabel 1, data Riskesdas 2007 menunjukkan sebanyak 21 provinsi memiliki angka prevalensi gizi buruk di atas nasional. Sedangkan data Riskesdas 2010 menunjukkan sebanyak 17 provinsi memiliki angka prevalensi gizi buruk di atas nasional. Pada data Riskesdas 2010, terdapat beberapa provinsi baru muncul yang mempunyai prevalensi gizi buruk di atas nasional, yaitu Papua (naik 2,8% dari 5,4%), Jawa Tengah (naik 1,7% dari 4,7%), Maluku Utara (naik 2,6% dari 3,8%), Jawa Timur (naik dari 6,6%) dan Sulawesi Tenggara (naik 0,8% dari 5,4%).
Dari tabel 1 juga terlihat beberapa provinsi mengalami penurunan prevalensi gizi buruk pada Riskesdas 2010. Selama 3 tahun, provinsi DKI Jakarta dan Gorontalo mengalami penurunan prevalensi gizi buruk sebesar 4,2%. Sedangkan provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan sebesar 3,6% dan Sumatera Utara 3,5%. Disini juga terlihat bahwa provinsi yang dikenal berpendatan tinggi, seperti DKI Jakarta, Riau dan Kalimantan Timur ternyata memiliki prevalensi gizi buruk di atas nasional pada Riskesdas 2007. Namun, khusus untuk provinsi Riau masih memiliki prevalensi gizi buruk meskipun turun sebanyak 3%. Pada Riskesdas 2010. Dari data tersebut kita dapat mengetahui bahwa gizi buruk tidak hanya disebabkan oleh faktor kemiskinan, karena faktanya provinsi yang dikenal tergolong tinggi memiliki prevalensi gizi buruk yang tinggi. 

REFERENSI:
Adiningsih, Sri. (2010). Waspadai Gizi Balita Anda. Gramedia: Jakarta
Amelia. (2011). Kajian Penanganan Gizi Buruk Dan Prospeknya. [Diakses dari http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/3106/3072 pada 16 September 2014]
Departemen Kesehatan RI. (2010). Tabel Riskesdas 2010. Badan Litbangkes Kemenkes RI Tahun 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar