Minggu, 25 September 2016

Asal Usul Tempe, Makanan Khas Indonesia


Sejarah dan Budaya Tempe (The Story About Tempeh)

- Budaya Makanan -

Hasil gambar untuk tempe
Tempe Mentah Khas Indonesia
Sumber: http://lifestyle.sindonews.com/

Hallo readers! kali ini admin akan bahas mengenai asal usul tempe. Yap benar, tempe yang umumnya terbuat dari kacang kedelai ini punya segudang cerita lho!. Sekarang tempe sudah banyak dikemas dengan plastik ya dibandingkan daun. Tapi rasanya gak kalah enak ko readers!. Makanan khas Indonesia ini juga punya banyak nutrisi yang menyehatkan, tapi gak bikin kantong kamu kering! Duh daripada admin banyak ngomong pendahuluan gak jelas, mending kita simak ulasan berikut! Selamat membaca sahabat blogger.

Tempe merupakan salah satu makanan khas asli Indonesia. Makanan ini terbuat dari bahan dasar kacang kedelai yang difermentasi menggunakan ragi yaitu Rhyzopus sp. Tempe dapat diolah langsung sebagai lauk untuk makan, maupun diolah menjadi makanan lainnya seperti nugget. Tingginya kandungan protein dalam tempe, menjadi salah satu daya tarik masyarakat untuk mengkonsumsi tempe, dan juga karena harganya yang terjangkau. Namun, tahukah kalian bagaimana sejarah dan asal muasal tempe itu ada di Indonesia?? Selain mengenal dan melestarikan makanan tradisional khas Indonesia, kita juga harus tahu sejarah dan budaya yang terdapat di dalamnya.

Menurut SNI 3144:2009, tempe kedelai merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi biji kedelai dengan menggunakan kapang Rhizopus sp., berbentuk padatan kompak, berwarna putih sedikit keabu-abuan, dan berbau khas tempe. Menurut Serat Centini pada Bab 3 dan Bab 12, dengan seting Jawa pada abad ke 16 telah ditemukan kata “tempe”. Misalnya pada penyebutan hidangan jae santen tempe (sejenis makanan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Menurut catatan sejarah lainnya juga menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, yang berasal dari masyarkat pedesaan tradisional Jawa, mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke 16.

Kata “tempe” juga diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih yang terbuat dari tepung sagu yang mirip tumpi. Tempe segar yang berwarna putih juga terlihat memiliki kesamaan dengan tumpi tersebut. Sumber lain mengatakan bahwa tempe dibuat pada era “tanam paksa” di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpakasa menggunakan hasil pekarangan sebagai sumber pangan, seperti singkong, ubi, dan kedelai. Pendapat lain juga mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang Tionghoa yang memperkenalkan makanan sejenis koji kedelai yang difermentasi menggunakan kapang Aspergillus. Kemudian, pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh tanah air (Syarief dkk, 1999).

Pada umumnya, tempe dibungkus menggunakan daun pisang. Namun, pada akhir 1960 dan awal 1970 terjadi perubahan dalam pembuatan tempe di Indonesia, yaitu plastik mulai digunakan sebagai pembungkus tempe menggantikan daun pisang. Ragi berbasis tepung mulai diproduksi tahun 1976 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan banyak digunakan oleh Koperasi Produsen Tempe Tahu (Kopti), dan mulai menggantikan laru (bubuk ragi) tradisional, dan kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal. Pada tahun 1980, produksi tempe meningkat dan industrinya mulai dimodernisasi (Astuti, 1999).


Referensi:
Astuti, M. (1999) History of the Development of Tempe. Di dalam Agranoff, J (editor dan penerjemah), The Complete Handbook of Tempe: The Unique Fermented Soyfood of Indonesia, hlm. 2–13. Singapura: The American Soybean Association.
Syarief, R.; dkk. (1999). Wacana Tempe Indonesia. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala, hal. 2. ISBN 979-8142-16-0.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar