Sejarah
dan Budaya Tempe (The Story About Tempeh)
- Budaya Makanan -
Tempe Mentah Khas Indonesia Sumber: http://lifestyle.sindonews.com/ |
Hallo readers! kali ini admin akan bahas mengenai asal usul tempe. Yap benar, tempe yang umumnya terbuat dari kacang kedelai ini punya segudang cerita lho!. Sekarang tempe sudah banyak dikemas dengan plastik ya dibandingkan daun. Tapi rasanya gak kalah enak ko readers!. Makanan khas Indonesia ini juga punya banyak nutrisi yang menyehatkan, tapi gak bikin kantong kamu kering! Duh daripada admin banyak ngomong pendahuluan gak jelas, mending kita simak ulasan berikut! Selamat membaca sahabat blogger.
Tempe merupakan salah satu makanan khas asli Indonesia. Makanan ini terbuat dari bahan dasar kacang kedelai yang difermentasi menggunakan ragi yaitu Rhyzopus sp. Tempe dapat diolah langsung sebagai lauk untuk makan, maupun diolah menjadi makanan lainnya seperti nugget. Tingginya kandungan protein dalam tempe, menjadi salah satu daya tarik masyarakat untuk mengkonsumsi tempe, dan juga karena harganya yang terjangkau. Namun, tahukah kalian bagaimana sejarah dan asal muasal tempe itu ada di Indonesia?? Selain mengenal dan melestarikan makanan tradisional khas Indonesia, kita juga harus tahu sejarah dan budaya yang terdapat di dalamnya.
Menurut SNI 3144:2009, tempe kedelai
merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi biji kedelai dengan menggunakan
kapang Rhizopus sp., berbentuk padatan kompak, berwarna putih sedikit
keabu-abuan, dan berbau khas tempe. Menurut Serat Centini pada Bab 3 dan Bab
12, dengan seting Jawa pada abad ke 16 telah ditemukan kata “tempe”. Misalnya
pada penyebutan hidangan jae santen tempe (sejenis makanan tempe dengan santan)
dan kadhele tempe srundengan. Menurut catatan sejarah lainnya juga menunjukkan
bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, yang berasal
dari masyarkat pedesaan tradisional Jawa, mungkin dikembangkan di daerah
Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke 16.
Kata “tempe” juga diduga
berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna
putih yang terbuat dari tepung sagu yang mirip tumpi. Tempe segar yang berwarna
putih juga terlihat memiliki kesamaan dengan tumpi tersebut. Sumber lain
mengatakan bahwa tempe dibuat pada era “tanam paksa” di Jawa. Pada saat itu,
masyarakat Jawa terpakasa menggunakan hasil pekarangan sebagai sumber pangan,
seperti singkong, ubi, dan kedelai. Pendapat lain juga mengatakan bahwa tempe
mungkin diperkenalkan oleh orang Tionghoa yang memperkenalkan makanan sejenis
koji kedelai yang difermentasi menggunakan kapang Aspergillus. Kemudian,
pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran
masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh tanah air (Syarief dkk, 1999).
Pada umumnya, tempe dibungkus
menggunakan daun pisang. Namun, pada akhir 1960 dan awal 1970 terjadi perubahan
dalam pembuatan tempe di Indonesia, yaitu plastik mulai digunakan sebagai
pembungkus tempe menggantikan daun pisang. Ragi berbasis tepung mulai
diproduksi tahun 1976 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan banyak digunakan
oleh Koperasi Produsen Tempe Tahu (Kopti), dan mulai menggantikan laru (bubuk
ragi) tradisional, dan kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal. Pada
tahun 1980, produksi tempe meningkat dan industrinya mulai dimodernisasi
(Astuti, 1999).
Referensi:
Astuti, M. (1999) History of the Development of Tempe. Di
dalam Agranoff, J (editor dan penerjemah), The Complete Handbook of Tempe: The
Unique Fermented Soyfood of Indonesia, hlm. 2–13. Singapura: The American
Soybean Association.
Syarief, R.; dkk. (1999). Wacana Tempe Indonesia.
Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala, hal. 2. ISBN 979-8142-16-0.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar