Pembuatan tangyuan atau onde pada festival Dong Zhi Sumber:http://fuzhou.chinadaily.com.cn/e/2014-12/23/content_19151747.htm |
Hallo readers! Pernah makan onde-onde? Admin yakin, onde-onde yang kalian pernah makan adalah onde-onde wijen yang ada bintik-bintik wijennya itu lho... Ya kan? Nah ternyata, selain onde-onde wijen ada juga onde-onde khas Tionghoa atau tang yuan yang punya ciri sangat unik, dari tampilan, warna, rasa, dan cara makannya. Onde/ tangyuan ini punya makna tersendiri lho readers! Ternyata onde/ tangyuan juga dibuat pada hari khusus yaitu pada festival Dong Zhi. Nah, sebenarnya apa sih festival Dong Zhi itu sendiri??!!! Yuk kita simak ulasan berikut, selamat membaca!!
Onde-onde atau ronde atau tangyuan merupakan salah satu makanan khas warga Tionghoa. Tangyuan terbuat dari tepung ketan yang diberi pewarna makanan, umumnya adalah warna merah, hijau, dan putih (warna asli tepung). Tangyuan ini dimakan dengan kuah gula yang dimasak dengan daun pandan. Umumnya kuah gula yang disajikan adalah berwarna cokelat (menggunakan gula merah), namun sebagian orang juga konsumsi tangyuan dengan kuah gula berwarna bening.
Tradisi makan tangyuan ini biasanya dilakukan pada hari tertentu, yaitu pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya kecuali pada tahun kabisat, pada tanggal 23 Desember (Kusno, 2013). Pada tanggal tersebut, terjadi perayaan tradisional masyarakat tionghoa yang dinamakan "Perayaan Dong Zhi" yang berarti tibanya musim dingin. Perayaan Dong Zhi juga merupakan perayaan yang mengingatkan masyarakat Tionghoa bahwa manusia telah bertambah usia satu tahun dan memohon berkat rezeki dan keselamatan. Pada tangGal 22 Desember, puncak musim dingin mencapai puncaknya (winter solstice), yaitu cuaca dingin mencapai batas maksimal. Oleh karena itu, untuk menghangatkan tubuh maka dibuatkan tangyuan pada perayaan Dong Zhi.
Rongguang Zhao (2015) juga menjelaskan bahwa festival Dong Zhi merupakan festival musim dingin atau tahun baru minor. Pada hari tersebut, musim dingin mencapai puncaknya, dan hari tersebut merupakan hari terpendek dan malam terpanjang di belahan bumi bagian utara. Terjadinya peristiwa tersebut menandakan tibanya musim dingin. Sebenarnya, pada zaman Dinasti Zhou setiap bulan kesebelas dianggap sebagai tahun baru dan diperingati dengan memberikan persembahan dan ritual. Kemudian pada zaman Dinasti Qin, perayaan tersebut dilanjutkan pada puncak musim dingin, lalu orang-orang menyebutnya tahun baru Dong Zhi (Dong Zhi New Year) atau tahun baru minor (The Minor New Year). Setelah itu perayaan Dong Zhi secara resmi digelar. Baik di belahan bumi bagian utara maupun selatan, orang-orang menyelenggarakan sebuah ritual yang menghormati ayah dan ibu. Selain itu, pada perayaan tersebut mereka juga memakan bubur kacang merah untuk menangkal penyakit. Selama zaman dinasti Tang dan Song, puncak musim dingin diperingati sebagai suatu hal yang sama pentingnya seperti perayaan pada tahun baru.
Makanan yang disajikan pada perayaan Dong Zhi adalah makanan yang mempunyai rasa musim dingin yang spesifik. Di belahan utara, orang-orang menyukai acar sayuran untuk memperingati festival musim semi dan bulan setelah tahun baru. Sedangkan di belahan selatan, terdapat tradisi pengasinan ikan di puncak musim dingin. Puncak dingin tersebut ditandai dengan mulainya waktu paling dingin sepanjang tahun.
Berbeda halnya dengan pernyataan Rongguang Zhao, menurut Goh Pei Ki (2004) dalam bukunya yang berjudul "Origins of Chinese Festivals", beliau berpendapat bahwa umumnya orang berpikir bahwa Dong Zhi berarti datangnya musim dingin. Padahal, arti Dong Zhi adalah hari dimana setelah hari tersebut sinar matahari akan menurun. Di bumi belahan utara, Dong Zhi merupakan hari terpendek,sedangkan di belahan bumi selatan merupakan sebaliknya.
Selama tahun baru, semua orang akan melakukan kunjungan. Di zaman dahulu, selama perayaan Dong Zhi, orang-orang juga melakukan kunjungan. Beberapa orang akan menawarkan dupa (sejenis kemenyan) pada saat fajar dan beberapa bisnis akan istirahat pada hari itu. Orang-orang akan berpesta dan suasananya seperti tahun baru. Di Cina, karena awal musim dingin sangat dingin, dan ilmu medis belum maju, sehingga pada saat itu di banyak orang-orang yang kedingingan membeku hingga meninggal. Sebagai hasilnya, pada hari tersebut orang-orang akan berkumpul bersama untuk makan tang yuan (bola tepung ketan). Yuan berkaitan dengan kata tuan (reuni) dan yuan (lengkap). Oleh karena itu, tang yuan merupakan simbolis kesatuan keluarga dan harmoni.
Tradisi makan tangyuan ini biasanya dilakukan pada hari tertentu, yaitu pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya kecuali pada tahun kabisat, pada tanggal 23 Desember (Kusno, 2013). Pada tanggal tersebut, terjadi perayaan tradisional masyarakat tionghoa yang dinamakan "Perayaan Dong Zhi" yang berarti tibanya musim dingin. Perayaan Dong Zhi juga merupakan perayaan yang mengingatkan masyarakat Tionghoa bahwa manusia telah bertambah usia satu tahun dan memohon berkat rezeki dan keselamatan. Pada tangGal 22 Desember, puncak musim dingin mencapai puncaknya (winter solstice), yaitu cuaca dingin mencapai batas maksimal. Oleh karena itu, untuk menghangatkan tubuh maka dibuatkan tangyuan pada perayaan Dong Zhi.
Rongguang Zhao (2015) juga menjelaskan bahwa festival Dong Zhi merupakan festival musim dingin atau tahun baru minor. Pada hari tersebut, musim dingin mencapai puncaknya, dan hari tersebut merupakan hari terpendek dan malam terpanjang di belahan bumi bagian utara. Terjadinya peristiwa tersebut menandakan tibanya musim dingin. Sebenarnya, pada zaman Dinasti Zhou setiap bulan kesebelas dianggap sebagai tahun baru dan diperingati dengan memberikan persembahan dan ritual. Kemudian pada zaman Dinasti Qin, perayaan tersebut dilanjutkan pada puncak musim dingin, lalu orang-orang menyebutnya tahun baru Dong Zhi (Dong Zhi New Year) atau tahun baru minor (The Minor New Year). Setelah itu perayaan Dong Zhi secara resmi digelar. Baik di belahan bumi bagian utara maupun selatan, orang-orang menyelenggarakan sebuah ritual yang menghormati ayah dan ibu. Selain itu, pada perayaan tersebut mereka juga memakan bubur kacang merah untuk menangkal penyakit. Selama zaman dinasti Tang dan Song, puncak musim dingin diperingati sebagai suatu hal yang sama pentingnya seperti perayaan pada tahun baru.
Makanan yang disajikan pada perayaan Dong Zhi adalah makanan yang mempunyai rasa musim dingin yang spesifik. Di belahan utara, orang-orang menyukai acar sayuran untuk memperingati festival musim semi dan bulan setelah tahun baru. Sedangkan di belahan selatan, terdapat tradisi pengasinan ikan di puncak musim dingin. Puncak dingin tersebut ditandai dengan mulainya waktu paling dingin sepanjang tahun.
Berbeda halnya dengan pernyataan Rongguang Zhao, menurut Goh Pei Ki (2004) dalam bukunya yang berjudul "Origins of Chinese Festivals", beliau berpendapat bahwa umumnya orang berpikir bahwa Dong Zhi berarti datangnya musim dingin. Padahal, arti Dong Zhi adalah hari dimana setelah hari tersebut sinar matahari akan menurun. Di bumi belahan utara, Dong Zhi merupakan hari terpendek,sedangkan di belahan bumi selatan merupakan sebaliknya.
Selama tahun baru, semua orang akan melakukan kunjungan. Di zaman dahulu, selama perayaan Dong Zhi, orang-orang juga melakukan kunjungan. Beberapa orang akan menawarkan dupa (sejenis kemenyan) pada saat fajar dan beberapa bisnis akan istirahat pada hari itu. Orang-orang akan berpesta dan suasananya seperti tahun baru. Di Cina, karena awal musim dingin sangat dingin, dan ilmu medis belum maju, sehingga pada saat itu di banyak orang-orang yang kedingingan membeku hingga meninggal. Sebagai hasilnya, pada hari tersebut orang-orang akan berkumpul bersama untuk makan tang yuan (bola tepung ketan). Yuan berkaitan dengan kata tuan (reuni) dan yuan (lengkap). Oleh karena itu, tang yuan merupakan simbolis kesatuan keluarga dan harmoni.
Referensi:
Kusno, G. 2013. 22 Desember Hari Onde Di Sini, Hari Onde Di China. Diakses dari http://www.kompasiana.com/gustaafkusno/22-desember-hari-ibu-di-sini-hari-onde-di-china_552e2c9e6ea834b2158b45a3 pada tanggal 29 September 2016.
Pei Ki, Goh. 2004. Origins of Chinese Festival. Singapore: Asiapac Books. Diakses dari https://books.google.co.id/books?id=WlUEDQAAQBAJ&pg=PA151&dq=festival+dong+zhi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiT5I2q4cLPAhXHqI8KHWfBC1wQ6AEIMjAB#v=onepage&q=festival%20dong%20zhi&f=false pada tanggal 4 Oktober 2016.
Zhao, Rongguang. 2015. A History of Food Culture In China. New York: SCPG Publishing. Diakses dari https://books.google.co.id/books?id=nn3FCwAAQBAJ&pg=PA14&dq=festival+dong+zhi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiT5I2q4cLPAhXHqI8KHWfBC1wQ6AEIKDAA#v=onepage&q=festival%20dong%20zhi&f=false pada tanggal 4 Oktober 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar